Search This Blog

Thursday, August 16, 2012

Tenanglah, tersenyumlah, berbahagialah, dan bersyukurlah :)

“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)

Ya, siang itu Allah secara langsung menunjukkan kebesarannya dengan membuat ayat diatas tertanam di hati dan pikiran saya. Ketika kebanyakan orang yang memiliki kenangan tentang FK UNPAD di saat senja, saya berbeda. Dan apa saya malu dengan perbedaan tersebut? Tidak, tidak akan pernah, karena semua ini dari Allah.

Selanjutnya, ketika mungkin banyak mahasiswa lain yang menceritakan perasaan pada saat masuk FK, saya kan lebih menceritakan perjuangan saya memasuki FK UNPAD ini, sehingga saya benar benar tenang, tersenyum, bahagia, dan bersyukur masuk FK UNPAD.

Jauh, jauh sebelum saya datang ke Jatinangor, jauh sebelum saya menginjakkan kaki saya pertama kali di Bale Padjadjaran, saya saat itu berada di mesjid SMA Dwiwarna Boarding School, dan waktu itu tepat setelah saya mendirikan sholat maghrib secara berjama’ah di mesjid SMA saya tersebut. Saya sedang duduk di depan pilar mesjid, lalu dengan antusias saya membuka browser di HP saya. Ya, hari itu, senja itu, merupakan waktu pengumuman SNMPTN Undangan, yang sebelumnya saya sudah mendaftarkan diri saya untuk menjadi calon mahasiswa baru di FK UGM di SNMPTN Undangan tersebut. Hanya satu? Bukannya bisa mendaftarkan banyak pilihan? Ya, saya pikir, saya takut jika saya harus mengambil pilihan yang saya tidak inginkan. Tak lama kemudian, browser HP saya dengan cepat me-loading situs pengumuman SNMPTN Undangan itu, saya masukkan nomor pendaftaran saya, dan saya coba mengecek apakah saya lulus, atau tidak. Dan ketika halaman pengumuman itu telah terbuka dengan sempurna, saya langsung tersenyum, tersenyum sangat lebar.

Teman-teman saya langsung menghampiri saya tidak lama setelah saya tersenyum, mereka semua memberikan selamat, “Selamat ya Ichsan, FK UGM!” Namum saya tetap tersenyum saja tanpa berkata apa-apa. Lalu setelah isya, saat ada bimbel di sekolah saya, saya tetap masuk, dan teman-teman saya dengan heran bertanya, “Kok masih bimbel, San? Kan udah FK UGM tadi? Senyum-senyum.” Saya, dengan tetap tersenyum menjawab, “Kalau saya senyum bukan berarti saya sudah lulus kan? Saya belum lulus kok, kita masih harus berjuang bersama.”

Ya, saya belum lulus FK UGM pada saat SNMPTN Undangan, maka tak lama setelah itu, kembali saya  mendaftarkan diri pada SNMPTN Tertulis, dengan pilihan FK UGM, FK UNHAS, Hubungan Internasional UNPAD berturut-turut. Jelas, dengan bersemangat saya kembali belajar, banyak berdo’a, mengikuti beberapa try-out, demi lulus di SNMPTN Tertulis dan masuk di salah satu pilihan saya tersebut. Saya pun memilih lokasi tes di Yogyakarta, sesuai lokasi pilihan pertama saya di SNMPTN Tertulis. Saya, ibu saya, dan beberapa teman saya terbang ke Yogyakarta, dan bersama-sama tes di UIN Yogyakarta.

Dua hari tes, dan saya pulang ke rumah saya di Depok. Sambil menunggu hasil pengumuman, saya banyak berdo’a, selalu minta agar lulus di FK UGM. Lalu saya juga sedikit mempersiapkan daftar jadwal pendaftaran, tes dan pengumuman ujian mandiri di beberapa universitas, jika saja masih belum beruntung untuk lulus di FK UGM ataupun di pilihan lainnya.

Lalu, hari itu pun tiba. Orang tua saya sudah ‘gregetan’ menunggu hasil pengumuman tersebut. Saat itu, juga sama, saya baru saja telah mendirikan sholat maghrib secara berjama’ah di mesjid, namun saya membuka laptop di rumah, mencoba membuka situ pengumuman tersebut. Sekedar info, twitter sudah sangat ramai membicarakan SNMPTN, ya kalian mengerti lah ya seperti apa ramainya. Dan dengan ditemani ibu dan bapak saya, saya memasukkan nomor pendaftaran, berharap lulus di salah satu pilihan yang telah saya daftarkan. Dan apa hasilnya? Jika sadar saya adalah Abdullah Ichsan, mahasiswa FK UNPAD 2011, maka pasti hasilnya sudah bisa tertebak. Ya, sekali saya masih belum lulus di jalur yang satu ini. Saya ulang memasukkan nomor pendaftarannya sekitar 3-5 kali, namun hasilnya masih sama, yaitu belum lulus. Saya, orang tua saya, bersama-sama terdiam, sedikit tersenyum, namun pasti terbersit rasa kecewa di dalam hati.

Lalu saya iseng meng-copy pernyataan ketidaklulusan saya di situs SNMPTN dan saya post di twitter. Saya kira komentar dari teman-teman saya akan tidak jauh dari “Sabar ya san,” atau “Coba lagi, semangat.” Ternyata, subhanallah, satu orang me-reply tweet saya dengan kurang lebih berkata, “Itu tanda-tanda lulus san, coba tanya call center-nya,” dan reply tersebut pun banyak di-retweet oleh teman-teman saya yang lain. Mata saya berkaca-kaca membacanya, seraya berkata dalam hati, “Alhamdulillah, saya punya teman-teman yang luar biasa, terima kasih ya Allah, insya Allah saya akan terus berusaha.”

”…Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf:87)

Jelas, saya tidak mau tergolong kaum yang kafir. Maka tepat esok harinya, saya mulai mendaftar di berbagai universitas untuk mengikuti ujian mandiri, SIMAK UI, SMUP UNPAD, International Program Admission Test FK UGM, Jalur Undangan UMY, Ujian Mandiri UIN Syarif Hidayatullah, Ujian Mandiri UNDIP, dan Jalur Non-Subsidi UNHAS.

Hari-hari setelah itu saya jalani dengan mengikuti ujian kesana-kemari, mulai mengirimkan berkas SMUP UNPAD untuk cek nilai SNMPTN, mengikuti tes SIMAK UI, Ujian Mandiri UIN, dan Ujian Mandiri UNDIP di Jakarta, lalu juga kembali ke Yogyakarta untuk tes International Program FK UGM, bahkan pulang ke rumah di Makassar untuk emngikuti tes JNS UNHAS. Dan jujur, saya sempat berfikir, “Ah, kalau UNPAD, SNMPTN UNHAS saja saya tidak lulus, bagaimana dengan UNPAD?” Dua universitas yang paling yakin pada saat saya mengikuti ujian mandirinya adalah UIN, dan UGM. Namun kali ini, do’a saya berubah, tidak lagi meminta untuk masuk FK UGM, melainkan “Ya Allah, Engkau tahu apa yang kuinginkan, namun Engkau lebih tahu apa yang terbaik bagiku, maka berikanlah yang terbaik, wahai Yang Maha Mengetahui.”

Jujur, orang tua saya sangat gelisah di masa-masa ini, mereka terus bertanya, “Apa yang kurang nak? Apa lagi yang harus dilakukan? Bagaimana jika kamu belum lulus juga?” Namun alhamdulullah, Allah selalu memberi kekuatan dan ketenangan, sehingga saya selalu optimis dan menjawab semua kekhaatiran orang tua saya tersebut dengan senyum, “Insya Allah ada yang lulus bu, pak, kalaupun belum, tahun depan saya janji tidak akan memilih FK lagi, mungkin itu memang bukan yang terbaik jika Allah tidak meluluskan saya.” Aneh memang, biasanya anaknya yang menangis, bingung, gelisah, tapi inilah saya, sekali lagi menjadi beda itu sama sekalil tidak salah kok, malah saya bangga bisa menjadi beda.

Akhirnya, setelah beberapa minggu, beberapa bulan, keluarlah hasil ujian pertama, dari UNDIP, saya alhamdulillah lulus di S1 Ilmu Komunikasi. Saya mengucap hamdalah berkali-kali pada saat itu, saya sangat bahagia, saya pikir, mungkin jika yang lain belum lulus, inilah yang terbaik.

Lalu pengumuman selanjutnya dari UI, namun kali ini, saya belum beruntung, saya tidak lulus di pilihan-pilihan saya di UI. Sehingga kembali saya bersyukur sudah lulus di UNDIP, dan saya mulai membicarakan tentang pembayarannya bersama orang tua saya.

Berselang beberapa hari setelahnya saya pun saya sangat bersyukur saat mendapat pengumuman bahwa saya lulus di beberapa universitas lain, namun saat UNPAD dan UGM belum memberikan pengumuman saya berdo’a, “Ya Allah, tunjukkanlah padaku dan yakinkan aku mana yang terbaik, dan lancarkanlah jalanku dalam menggapai yang terbaik itu.”

Dan lagi-lagi Allah kembali menunjukkan kebenaran firmannya, ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat.”(QS.ibrahim: 7)

Siang itu, ya, siang yang akan saya ceritakan kali ini adalah siang yang saya sebut sebagai kenangan di awal cerita ini. STRATA SATU PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN! Alhamdulillahirobbil alamin, siang itu UNPAD mengumumkan saya, Abdullah Ichsan, lulus! Bahagia? Tentu, saya langsung sujud syukur dan menceritakan ini kepada orang tua saya. Dan alhamdulillah Allah melancarkan semua jalan saya sampai saya benar-benar resmi menjadi mahasiswa baru FK UNPAD 2011.
Saat saya memulai rangkaian kegiatan sebagai mahasiswa baru, Allah menunjukkan bahwa memang FK UNPAD-lah yang terbaik untuk saya, bukan di UGM, UNHAS, universitas lainnya, atau mengapa saya belum lulus saat SNMPTN. Pertama dengan saya tidak lulus di UGM, lalu rekomendasi beberapa dokter mengatakan lebih baik saya memilih UNPAD walaupun saya juga lulus di FK UNHAS, dan banyak lagi hal-hal yang meyakinkan saya untuk masuk FK UNPAD, dan saya pikir jika saya sudah lulus di SNMPTN, saya akan berhenti belajar, cepat puas, dan tidak mau lagi banyak berdo’a dan saya tidak akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa setelah berjuang ini. Maka saya makin yakin bahwa Allah selalu yang terbaik untuk hambanya. Sehingga jika ada yang masih bingung mengapa masuk FK UNPAD, maka jangan pernah menyesal, jangan pernah bersedih hati, dan tenanglah, tersenyumlah, berbahagialah, serta bersyukurlah, karena inilah yang insya Allah terbaik untukmu. :)

9 comments:

  1. sampai merinding bacanya kka.... saya sngat ingin masuk fk unpad,skrg sya klas XII. thun dpan akan mncobanya.. smoga Allah meridhoi.... amin. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiiin, insya Allah :)
      ditunggu taun depan jadi maba FK UNPAD 2013 ;)

      Delete
  2. Subhanallah,
    pernah ngerasai hal sperti ini kak saat mau masuk SMA,
    dan InsyaALLAH tahun ini nyoba FK UNPAD, mhon doanya kak :),

    ReplyDelete
  3. nangis baca cerita ini :")
    semoga bisa diterima di fk unpad ya Allah:)

    ReplyDelete
  4. Merinding bacanya :) inspiratif bangett

    ReplyDelete
  5. nangis baca ini merinding :) seneng banget liat perjuangan sama kesabaran kamu, semoga aku bisa nyusul aamiin..

    ReplyDelete
  6. Subhanallaah keren banget kak, perjuangan kakak luar biasa banget. doakan aku ya kak masih nunggu pengumuman, semoga diberi yang terbaik dari Allah, semoga aku bisa bersabar juga kaya kakak :)

    ReplyDelete
  7. man jadda wajada :) , thanks sungguh memotivasi.

    ReplyDelete
  8. Selalu berjuang tanpa kenal putus asa, sangat memotivasi. Trimakasih kakak buat kisah inspirasi ini. Doakan saya bisa menyusul kakak di FK UNPAD tahun 2016 ini. Amin

    ReplyDelete