Search This Blog

Sunday, October 28, 2012

what @abdichsan says about #SumpahPemuda

Pertama : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Pernahkah kita berfikir mengapa Teks Soempah Pemoeda yang dibacakan pada waktu Kongres Pemuda berbunyi tepat seperti itu?  

Ya, 28 Oktober, memang sudah banyak yang ingat bahwa hari ini adalah hari Sumpah Pemuda, tapi kebanyakan hanya ingat saja  

Walaupun mungkin jika pengetahuan saya tentang diadu, saya akan kalah telak.. Namun, yuk mari renungkan sejenak..
 
Pada pertama, hanya ada satu tumpah darah, dan jika kita hanya memiliki satu, apakah wajar jika kita tak mencintainya?

Ya, tanah air Indonesa, kawan :) Cintailah tanah airmu ini, banggakanlah ia! Berikan yng terbaik untuknya! Untuk Indonesia! ;)  

Ini tanah tumpah darah kita kawan! Mengapa kita masih diam saja saat negara ini dipermainkan? Mengapa tak ada yang membelanya?
 
!! Tidak pantas kita menyebut Indonesia adalah tanah air kita, tanah tumpah darah kita jika kita tak membelanya!!

 Lalu yang kedua, mengaku berbangsa yang satu, ya, lagi lagi kata "satu" digunakan dalam teks pemuda ini.

Kata "satu" bukan sembarangan digunakan, namun karena makna persatuannya kawan, maka sampai kapan kita mau terpecah belah?

Bangsa Indonesia. Ya, bangsa ini yang harus kita prjuangkan bersama, bukan kpentingan pribadi. Hapus ego, ayo brjuang bersama!
 
Berjuang untuk bangsa Indonesia, berjuang untuk kelangsungan rakyat Indonesia, itu semua artinya juga berjuang untuk kita!
 
Yang terakhir, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Apa karena ini kita tidak boleh menggunakan bahasa lain?  
 
! Bukan saatnya lagi berfikir sempit. Soekarno bisa berbicara dalam 3 bahasa!! Dan apa itu salah? Tidak kawan.  

 Kita boleh bisa banyak bahasa, baik bahasa asing, apalagi bahasa daerah. Karena dari situlah gerbang kita untuk berjuang...
 
Bagaimana kita bisa mengadvokasikan kepentingan Indonesia ke bangsa asing jika tidak bisa bahasanya?  
 
Bagaimana kita bisa menurunkan nilai perjuangan ke daerah-daerah di Indonesia jika kita tidak bisa bahasanya?  
 
Hanya saja, untuk mempersatukan kita, Bahasa Indonesia hadir :) Dan kewajiban kita untuk menguasainya sebelum bahasa2 lain ;)  
 
Dan junjung tinggi Bahasa Persatuan kita tersebut. , mari bangga mnggunakan Bahasa Indonesia! Jangan pernah malu!  
 
Dan jangan lupa, prjuangan kita untuk Indonesia bukan hanya untuk dunia kok, ini juga kbaikan yg dibawa untuk akhirat nanti ;)  
 
, Niatkan sebaik mungkin, dan lakukan sesegera mungkin, sekecil apapun kontribusimu, itu pasti sangat berharga ;)  

, Jangan jadikan momen ini sbagai satu-satunya momen 'tuk berjuang, jadikan ini titik awal 'tuk trus berjuang!  

Jangan No Action Talk Only, jangan juga No Talk Action only. Karena berbuat dan berkata-kata sama pentingnya ;)

Ya, Sumpah Pemuda sebagai momen "talk" pemuda masa itu, dan Kemerdekaan Indonesia sebagai buah dari "action" mereka.  

Dan yang pasti, bukan berarti kita yang hidup di zaman yang telah lepas dari penjajahan ini perjuangannya bisa kendor ;)  

, Bangkit sedini mungkin! Katakan selantang mungkin! Lakukan sebaik mungkin! dan Perjuangkan sehebat mungkin!

 

Saturday, October 27, 2012

27 Oktober 2012; “Hanya saja, caranya belum tepat.”



     Ya, pagi tadi, setelah saya sarapan, bersiap-siap, dan memasukkan barang-barang saya yang tadinya berserakan ke dalam tas ransel saya, oom saya mengajak saya untuk bersegera turun ke lantai dasar rumahnya, karena beliau akan mengantar saya ke terminal Lebak Bulus dimana saya akan memulai peralanan panjang saya kembali ke Jatinangor setelah merayakan Idul Adha bersama keluarga—walaupun Ibu dan Bapak saya sedang tidak bisa datang dari rumah kami di Makassar kali ini.

                Jarak Bintaro-Lebak Bulus memang tidak bisa ditempuh dengan waktu yang relatif cepat, namun di perjalanan, banyak hal baru yang saya ketahui—thanks to my unbelieveable kind uncle. Setiap ada bangunan baru atau jalanan baru, beliau pasti berkomentar dan menceritakan kapan mulai dibangunnya, mengapa dibangun, bahkan sampai perusahaan apa yang akan menempatinnya. Semua beliau ceritakan dengan amat detail.

                Akhirnya, sampailah kami di dekat pintu masuk terminal Lebak Bulus, namun entah mengapa, oom yang sedang mengemudi ini terlihat tidak menginjak rem, ia hanya menepi, lewat sudah pintu keluar angkot-angkot, dan ia terus maju, dan akhirnya sampailah di dekat mesjid terminal Lebak Bulus, dan ia berkata, “Kan kamu harus beli tiket dulu kan di sini?”. Saya hanya tersenyum dan berkata, “Ngga perlu sih, oom,” lalu sambil turun saya melanjutkan, “Ya sudah, sampai sini saja ya oom, makasih banyak,” dan saya akhiri dengan salim. “Oh oke mas, tadi oom kira kamu harus beli tiket dulu, maaf deh ya, selamat jalan ya hati hati,” begitu salam perpisahan beliau yang tepat pada saat itu pula sebuah bus Prima Jasa bertuliskan Tasik-LB. Bulus melintas di sebelah saya. Dan sesaat setelah itu, oom saya mulai meninggalkan saya yang masih tersenyum.

Ya, benar, seharusnya saya naik bus Prima Jasa Tasik-LB. Bulus itu. Dan sesaat setan sempat membisiki hati saya untuk kesal pada oom saya yang tidak tau bahwa dengan saya turun di pintu masuknya akan lebih mudah untuk bisa naik bus yang baru saja lewat, namun tidak sampai satu menit, alhamdulillah saya sudah bisa tersenyum lagi. Ya, beliau sudah sangat, sangat baik pada saya, dan tindakan beliau yang ingin mengantarkan saya lebih dekat dengan penjualan tiket itu pun adalah niatan baik yang luar biasa, hanya saja, caranya yang belum tepat. :’)

Sering teman, sahabat, kerabat, keluarga, atau bahkan orang tua kita sendiri yang sudah mau berbuat sebaik mungkin, memberikan yang terbaik untuk kita, namun hanya karena caranya salah, kita jadi kesal dan merasa mereka hanya menyulitkan kita saja karena tidak mengerti yang kita inginkan.

Ayolah kawan, kalian pikir semua orang di dunia ini mau berbuat sebaik itu pada kalian? Kalian pikir semua orang menyayangi kalian selayaknya keluarga kalian? Atau kalian pikir ada orang yang lebih besar perjuangannya dalam membuktikan cinta kasihnya pada kalian daripada orang tua kalian sendiri? Saya pikir tidak. Jadi mulai sekarang, berhentilah memandang perbuatan orang lain, sekecil apapun itu sebagai hal yang menyulitkan kalian, biasakan berprasangka baik, biasakan mencari hal baik yang mungkin tersembunyi dibalik segala kejadian yang terjadi di dunia ini, karena semua yang terjadi di dunia ini pasti baik. Why? Because semua kejadian di dunia ini sudah diatur oleh Yang Maha Baik. :)

Selamat mencari dan menerbarkan kebaikan, kawan ;)

"Biasakan mencari hal baik yang mungkin tersembunyi dibalik segala kejadian yang terjadi di dunia ini, karena semua yang terjadi di dunia ini pasti baik."